NATRIUM
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga
harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam
bentuk unsur murni
Natrium
merupakan nutrisi penting untuk mempertahankan mempertahankan volume darah,
mengatur keseimbangan air dalam sel,
dan menjaga fungsi saraf. Ginjal mengontrol keseimbangan natrium dengan
meningkatkan atau menurunkan natrium dalam urin.
Satu
sendok teh garam mengandung sekitar 2.300 miligram natrium, lebih dari empat
kali jumlah yang dibutuhkan tubuh setiap hari. Asupan natrium berlebih
merupakan satu faktor yang diketahui mempengaruhi tekanan darah tinggi, namun
tidak semua orang memiliki kerentanan yang sama. Sensitivitas terhadap natrium sangat
individual dan biasanya meningkat dengan usia
.
1.
Sifat Utama
Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak,
ringan, dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di
alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara
spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udarabersuhu di bawah 388 K. Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan
membentuk basa kuat yaitu NaOH
2.
Ketidakseimbangan Natrium
Fungsi Natrium. Natrium merupakan elektrolit yang paling berlimpah dalam
CES, konsentrasinya berkisar antara 135 sampai 145 mEq/L (SI: 135 – 145 mmol/L)
dan karenanya natrium merupakan penentu utama osmolalitas CES.
2.1
Kekurangan Natrium (Hiponatremia)
Hiponatremia mengacu pada kadar natrium serum yang kurang dari normal
(kurang dari 135 mEq/L ; 135 mmol/L). Konsentrasi natrium plasma menggambarkan
rasio natrium tubuh total terhadap air tubuh total.
Natrium mungkin hilang melalui muntah, diare, fistula, atau berkeringat,
atau mungkin dihubungkan dengan diuretik, trauma pada kombinasi dengandiet
rendah garam. Defisiensi aldosteron, seperti yang terjadi pada insufisiensi
afrenal, juga meningkatkan kecenderungan pasien untuk mengalami defisiensi
natrium.
2.2 Manifestasi
Klinis
Gambaran – gambaran hiponatremia yang berhubungan
dengan kehilangan natrium dan penambahan air termasuk anoreksia, kram otot, dan
perasaan kelelahan. Jika kadar natrium serun turun di bawah 115 mEq/L (SI: 115
mmol/L), tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti letargi,
konfusi, kedutan otot, kelemahan fokal, hemiparese, papiledema, dan kejang
mungkin terjadi.
2.3 Penatalaksanaan
Penggantian Natrium. Pengobatan yang paling nyata
dari hiponatremia adalah pemberian natrium yang hati – hati. Pembatasan air. Jika hiponatremia
terjadi pada pasien dengan volume cairan normal atau berlebih, pengobatan
pilihannya adalah pembatasan air. Hal ini jauh lebih aman dibandingkan dengan
pemberian natrium dan biasanya cukup efektif.
2.4. Pengkajian Keperawatan
Untuk pasien – pasien yang
beresiko, perawat memantau masukan dan haluaran cairan juga menimbang berat
badan setiap hari. Kehilangan natrium abnormal atau penambahan air dicatat.
Manifestasi gastrointestinal, seperti anoreksia, mual, muntah, dan kram
abdomen, juga dicatat. Perawat terutama harus mewaspadai perubahan – perubahan
sistem saraf pusat, seperti letargi, konfusi, kedua otot, dan kejang – kejang.
Umumnya lebih banyak gejala neurologis yang dihubungkan dengan kadar natrium
yang sangat rendah yang terjadi sangat cepat karena kelebihan cairan. Tindakan
paling penting adalah untuk memantau kadar natrium serum dengan ketat pada
pasien – pasien yang beresiko mengalami hiponatremia. Jika ada indikasi, kadar
natrium urin dan berat jenis urin juga dipantau. Hiponatremia merupakan
penyebab konfusi pada lansia yang sering diabaikan.
2.5 Intervensi Keperawatan
Mendeteksi dan Mengendalikan
Hiponatremia. Untuk pasien yang mengalami kehilangan natrium yang abnormal,
tetapi tetap dapat memakan diet biasa, dianjurkan untuk mengkonsumsi dan
disediakan makanan dan cairan yang mengandung natrium berkadar tinggi.
Memulihkan Kadar Natrium kembali
Normal. Jika masalah utamanya adalah retensi air, lebih aman untuk membatasi
masukan cairan dibandingkan engan memberikan natrium. Pada hiponatremia berat,
tujuan terapi adalah untuk meningkatkan kadar natrium serum secukupnya hanya
untuk menghilangkan tanda – tanda gangguan neurologis.
2.6 Kelebihan Natrium (Hipernatremia)
Hipernatremia mengacu pada kadar natrium serum yang
lebih tinggi dari normal, yaitu lebih tinggi dari 145 mEq/L (SI: 145 mmol/L). Penyebab. Penyebab umum
Hipernatremia adalah karena kehilangan air pada pasien yang tidak sadar yang
tidak dapat mempersepsikanatau berespons terhadap rasa haus. Pasien yang sering
mengalaminya adalah pasien yang sangat tua, sangat muda, dan pasien yang
mengalami gangguan kognitif yang tidak mampu mengkomunikasikan rasa haus
mereka.
2.7 Manifestasi Klinis
Secara klinis perubahan –
perubahan ini mungkin dimanifestasikan oleh kegelisahan dan kelemahan pada
hipernatremia sedang dan oleh disorientasi, delusi, dan halusinasi pada
hipernatremia berat. Karakteristik utama hipernatremia adalah rasa haus.
2.8 Penatalaksanaan dan Memperbaiki
Hipernatremia.
Pengobatan hipernatremia terdiri
atas penurunan kadar natrium serum dengan infus larutan elektrolit hipotonik
(seperti natrium klorida 0,3%) atau larutan isotonik (seperti D,W). Larutan
natrium hipotonik dipertimbangkan lebih aman dibandingkan Dektrosa 5% dalam air
oleh beberapa praktisi klinik karena larutan ini menyebabkan penurunan kadar
natrium serum yang bertahap dan karenaya menurunkan resiko terjadinya edema
serebral. Diuretik mungkin juga diberikan untuk mengatasi penambahan natrium. Desmopressin (DDAVP) dapat
diberikan untuk mengobati diabetes insipidus jika ia merupakan penyebab dari
hipernatremia.
Pada saat Hipernatremiaterjadi
dan cairan parenteral merupakan hal yang penting untuk penatalaksanaan, perawat
memantau respons pasien terhadap cairan dengan melakukan tunjauan terhadap seri
kadar natrium serum dan dengan mengobservasi perubahan – perubahan dalam tanda
– tanda neurologis.
2.9 Pengkajian Keperawatan
Mencegah Hipernatremia. Perawat
berupaya untuk mencegah Hipernatremia dengan memberikan cairan pada interval
yang teratur, terutama pada pasien yang mengalami gangguan yang tidak mampu
mempersepsikan atau berespons terhadap rasa haus.
Daftar Pustaka
iziinn mintak materinya ya.. buat tugass.. habis keren+llengkap ^^.
BalasHapusselain rasa haus yang berlebihan apalagi ada gejala lain nya?https://goo.gl/A1YKvN
BalasHapusselain rasa haus yang berlebihan apalagi ada gejala lain nya?https://goo.gl/A1YKvN
BalasHapus